Selasa, Agustus 12, 2008

Syair Perahu - Hamzah Fansuri

Syair Perahu - Hamzah Fansuri

Syair Perahu

Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i’tikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.

Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.

Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.

Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.

Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.

Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.

Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba’id.

Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.

Lengkapkan pendarat dan tali sauh,
derasmu banyak bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,
La ilaha illallahu akan tali yang teguh.

Barang siapa bergantung di situ,
teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju,
selamat engkau ke pulau itu.

La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,
di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.

Laut Silan terlalu dalam,
di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam,
larang mendapat permata nilam.

Laut Silan wahid al kahhar,
riaknya rencam ombaknya besar,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.

Itulah laut yang maha indah,
ke sanalah kita semuanya berpindah,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah engkau sempurna musyahadah.

Silan itu ombaknya kisah,
banyaklah akan ke sana berpindah,
topan dan ribut terlalu ‘azamah,
perbetuli pedoman jangan berubah.

Laut Kulzum terlalu dalam,
ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan karam,
perbaiki na’am, siang dan malam.

Ingati sungguh siang dan malam,
lautnya deras bertambah dalam,
anginpun keras, ombaknya rencam,
ingati perahu jangan tenggelam.

Jikalau engkau ingati sungguh,
angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yang cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh.

Sampailah ahad dengan masanya,
datanglah angin dengan paksanya,
belajar perahu sidang budimannya,
berlayar itu dengan kelengkapannya.

Wujud Allah nama perahunya,
ilmu Allah akan [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya,
“yakin akan Allah” nama pawangnya.

“Taharat dan istinja’” nama lantainya,
“kufur dan masiat” air ruangnya,
tawakkul akan Allah jurubatunya
tauhid itu akan sauhnya.

Salat akan nabi tali bubutannya,
istigfar Allah akan layarnya,
“Allahu Akbar” nama anginnya,
subhan Allah akan lajunya.

“Wallahu a’lam” nama rantaunya,
“iradat Allah” nama bandarnya,
“kudrat Allah” nama labuhannya,
“surga jannat an naim nama negerinya.

Karangan ini suatu madah,
mengarangkan syair tempat berpindah,
di dalam dunia janganlah tam’ah,
di dalam kubur berkhalwat sudah.

Kenali dirimu di dalam kubur,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur?
di balik papan badan terhancur.

Di dalam dunia banyaklah mamang,
ke akhirat jua tempatmu pulang,
janganlah disusahi emas dan uang,
itulah membawa badan terbuang.

Tuntuti ilmu jangan kepalang,
di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar wa Nakir ke sana datang,
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.

Tongkatnya lekat tiada terhisab,
badanmu remuk siksa dan azab,
akalmu itu hilang dan lenyap,
(baris ini tidak terbaca)

Munkar wa Nakir bukan kepalang,
suaranya merdu bertambah garang,
tongkatnya besar terlalu panjang,
cabuknya banyak tiada terbilang.

Kenali dirimu, hai anak dagang!
di balik papan tidur telentang,
kelam dan dingin bukan kepalang,
dengan siapa lawan berbincang?

La ilaha illallahu itulah firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
iman tersurat pada hati insap,
siang dan malam jangan dilalaikan.

La ilaha illallahu itu terlalu nyata,
tauhid ma’rifat semata-mata,
memandang yang gaib semuanya rata,
lenyapkan ke sana sekalian kita.

La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah,
sekalian makhluk ke sana berpindah,
da’im dan ka’im jangan berubah,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.

La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan,
siang dan malam jangan kau sunyikan,
selama hidup juga engkau pakaikan,
Allah dan rasul juga yang menyampaikan.

La ilaha illallahu itu kata yang teguh,
memadamkan cahaya sekalian rusuh,
jin dan syaitan sekalian musuh,
hendak membawa dia bersungguh-sungguh.

La ilaha illallahu itu kesudahan kata,
tauhid ma’rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara,
hamba dan Tuhan tiada berbeda.

La ilaha illallahu itu tempat mengintai,
medan yang kadim tempat berdamai,
wujud Allah terlalu bitai,
siang dan malam jangan bercerai.

La ilaha illallahu itu tempat musyahadah,
menyatakan tauhid jangan berubah,
sempurnalah jalan iman yang mudah,
pertemuan Tuhan terlalu susah.

Hamzah Fansuri

Syeikh Hamzah Fansuri seorang ulama sufi Aceh abad 16. Seorang sufi penganut wihdatul wujud. Ajarannya ditentang Syeikh Nuruddin Ar-Raniri, mufti Samudra Pasai saat itu dan kitab-kitabnya dibakar..... semoga Allah mengampuninya. Syair Perahu merupakan syair melayu klasik yang mampu melewati kurun 4 abad, masih dicari dan dihafal orang hingga kini. Sutan Takdir Alisyahbana mencantumkan syair ini pada bukunya "Puisi Lama" terbitan Balai Pustaka. Naskah syair tidak saya ketik ulang dari buku tadi melainkan kopi dari satu web

Read More..

Senin, Agustus 11, 2008

Adu Pantun Terpanas

phio adrifebriadi (8/11/2008 2:59:21 PM): teman lama rindu-rinduan

phio adrifebriadi (8/11/2008 2:59:29 PM): hati2 ntar kayak si ryan bencong

didit (8/11/2008 2:59:34 PM): hahahah

abu rasyid (8/11/2008 2:59:35 PM):

zico_hasan (8/11/2008 2:59:49 PM): kirain mo pantun

abu rasyid (8/11/2008 3:00:03 PM): iya noh

abu rasyid (8/11/2008 3:00:06 PM): iya nih

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:00:11 PM): daku tidak bisa sastra zic,

abu rasyid (8/11/2008 3:00:13 PM): si pio botak

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:00:18 PM): bagus isi blog nya zic

didit (8/11/2008 3:00:24 PM): blog apa neh

didit (8/11/2008 3:00:27 PM): coba liat

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:00:34 PM): dit, blog ente udah di update?

zico_hasan (8/11/2008 3:00:37 PM): yg mana? syair sastra?

abu rasyid (8/11/2008 3:00:52 PM): siapa yang udah bikin blog nih

abu rasyid (8/11/2008 3:00:57 PM): liat donk

didit (8/11/2008 3:00:58 PM): setahun gak update

didit (8/11/2008 3:00:58 PM): heheh

didit (8/11/2008 3:01:03 PM): yang baru neh

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:01:03 PM): ntar ya temen2 ane mau lapor dulu

didit (8/11/2008 3:01:08 PM): http://www.anakkusayang.co.cc/

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:01:09 PM): udah ke ujung nih

didit (8/11/2008 3:01:15 PM): www.penuliscinta.co.cc

didit (8/11/2008 3:01:24 PM): www.dimasnugraha.co.cc

didit (8/11/2008 3:01:42 PM): blm neh

didit (8/11/2008 3:01:47 PM): ntar deh kalo ada waktu

didit (8/11/2008 3:01:52 PM): lagi seneng di kamar anak

didit (8/11/2008 3:01:54 PM): hehehe

zico_hasan (8/11/2008 3:02:17 PM): jalan2 ke kota padang

zico_hasan (8/11/2008 3:02:25 PM): lihat sawah berpetak-petak

zico_hasan (8/11/2008 3:02:40 PM): benar sangat hatiku riang

zico_hasan (8/11/2008 3:02:48 PM): liat phio berkepala botak

didit (8/11/2008 3:03:09 PM):

abu rasyid (8/11/2008 3:05:24 PM): ha ha ha

zico_hasan (8/11/2008 3:09:06 PM): pak bodong galamai jaguang

zico_hasan (8/11/2008 3:09:15 PM): pai kapatang idak basarawa

zico_hasan (8/11/2008 3:09:26 PM): kalau lah tuan pai ka banduang

zico_hasan (8/11/2008 3:09:47 PM): jaan lah lupo randang dibawa

zico_hasan (8/11/2008 3:10:02 PM): yihaaaa, sarap dah gw

abu rasyid (8/11/2008 3:10:22 PM): ha ha ha

abu rasyid (8/11/2008 3:10:26 PM):

abu rasyid (8/11/2008 3:10:35 PM): bali se lah di rumah makan padang banyak tu

abu rasyid (8/11/2008 3:10:40 PM):

zico_hasan (8/11/2008 3:10:56 PM): he3x, beko ndak dapek pantunya doh

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:10:57 PM): simpan uang di dalam kotak

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:11:09 PM): simpan uang dalam kotak

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:11:18 PM): agar bisa beli layang-layang

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:11:24 PM): walau daku berkepala botak

abu rasyid (8/11/2008 3:11:25 PM): si pio pitih ka pitih se pangana nyo a

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:11:34 PM): tapi banyak orang yang sayang

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:11:40 PM):

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:12:02 PM): baleh dong

didit (8/11/2008 3:12:14 PM):

didit (8/11/2008 3:12:18 PM): dah mo dzuhur

didit (8/11/2008 3:12:22 PM): siap2 dulu ya om

didit (8/11/2008 3:12:26 PM): wassalam

didit has left the conference.

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:12:28 PM): salah dit mau ashar nih

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:12:31 PM): waalaikumsalam

zico_hasan (8/11/2008 3:12:34 PM): yo

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:13:15 PM): kalau bisa sambung lagi siap ashar

abu rasyid (8/11/2008 3:13:15 PM): pak ziko urang nyo gagah

abu rasyid (8/11/2008 3:13:15 PM): di caliak urang dari sawah

abu rasyid (8/11/2008 3:13:15 PM): baa hati indak ka susah

abu rasyid (8/11/2008 3:13:24 PM): mancaliak pak ziko si pio taparangah

abu rasyid (8/11/2008 3:13:26 PM): ha ha ha ha

abu rasyid (8/11/2008 3:13:33 PM):

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:13:34 PM):

zico_hasan (8/11/2008 3:13:49 PM):

zico_hasan (8/11/2008 3:14:13 PM): nemu tandingan niy gw.... okeh ntar gw masukin blog niy

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:14:51 PM): baju baru baju butut

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:14:57 PM): sejak tadi aku nahan kentut

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:15:05 PM): udah dulu ya

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:15:09 PM): mau boker nih

phio adrifebriadi (8/11/2008 3:15:25 PM): wassalamualaikum

abu rasyid (8/11/2008 3:15:43 PM): 'alaikum salam


Read More..